Pages

Memahami Kanker Serviks, Apa dan Bagaimana?

Senin, 31 Desember 2012

ilustrasi kanker serviks


Di dunia, setiap 2 menitnya seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia, data menunjukkan kanker serviks merupakan pembunuh perempuan urutan pertama dan diperkirakan sekitar 20 orang perempuan indonesia meninggal tiap harinya. Mengerikan bukan? Maka tidak ada pilihan bagi kita sekarang selain mengenal dan memahami seperti apa kanker serviks itu agar kita dan orang-oranng terdekat dapat terhindarkan dari bahaya kanker serviks.

Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada serviks (leher rahim). Perubahan menjadi sel kanker dapat memakan waktu 10 hingga 15 tahun. Kanker serviks umumnya terjadi pada rentang usia 30 hingga 50 tahun, yaitu puncak dari usia reproduktif perempuan sehingga akan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan dan kesehatan seksual.

Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HVP) yang bersiat onkogenik (menyebabkan kanker). Didunia, diketahui HVP tipe 16,18 dan 45, 31, dan 52 secara bersamaan telah menjadi penyebab lebih dari 80% kasus kanker serviks. Sedangkan HVP 16 dan 18 secara bersamaan mewakili 70% penyebab utama kanker serviks. HVP dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual. Contohnya, penggunaan bersamaan alat-alat pribadi terutama yang telah terkontaminasi, seperti penggunaan bersama handuk atau pakaian penderita yang terkontaminasi. HVP sangat resisten terhadap panas dan proses pengeringan.

Banyak faktor yang mendukung timbulnya kanker serviks diantaranya menikah di usia yang sangat muda (dikaitkan dengan usia pertama kali melakukan hubungan seksual), kehamilan yang sering, merokok, penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang serta penyakkit menular seksual.

Kebanyakan infeksi HVP berlangsung tanpa menimbulkan gejala. Namun, jika dilakukan pemeriksaan skrining dapat ditemukannya adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker. Bila kanker sudah mengalami progresifitas maka gejala-gejala yang dapat timbul antara lain; pendarahan dari liang senggama, timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau serta nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.

Mereka yang beresiko terkena kanker serviks adalah perempuan. 80% perempuan akan terinfeksi kanker serviks pada masa hidupnya. 50% diantaranya akan terinfeksi HVP yang dapat menyebabkan kanker pada masa hidupnya. Artinya setiap perempuan beresiko terkena infeksi HVP tanpa memandang usia dan gaya hidupnya.

Lamanya rentang waktu yang dibutuhkan bagi kanker serviks untuk berkembang menjadi faktor mengapa setiap perempuan beresiko terkena infeksi. Infeksi yang berulang dan mentap hampir tidak bergejala pada tahap awal. Setelah terinfeksi, tubuh tidak selalu membentuk kekebalan (antibodi) terhadap HVP sehingga tubuh tidak terlindung dari infeksi baru ataupun Re-infeksi.

Kanker serviks dapat dideteksi dengan Pap Smear atau menggunakan Inspeksi Visual Asetat (IVA- Visual Inspection With Asetic Acid). Namun proses skrining ini tidak dapat mencegah terjadinya kanker serviks.

Jika telah terkena kanker serviks, tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung dari sejauh mana stadium kanker serviks saat didiagnosis. Beberapa tindakan yang diambil dalam proses pengobatan antara lain tindakan bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi paliatif.

Jika belum terkena kanker serviks, beberapa tindakan pencegahan dapat diambil untuk dilakukan yang digolongkan dalam pencegahan primer yaitu vaksinasi dan pencegahan sekunder yaitu pap Smear atau Inspeksi Visual Asetat (IVA) bagi mereka yang telah berhubungan seksual.

Vaksinasi sebaiknya diberikan sedini mungkin. Rekomendasi dari IDAI ( Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan HOGI (himpunan Onkologi Genekologi indonesia), vaksinasi dapat diberikan pada remaja putri mulai usia 10 tahun.

Karena perempuan beresiko terkena infeksi HVP penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya, maka sebaiknya anda tidak menunda tindakan vaksinasi. Menunda vaksinasi berarti menempatkan diri pada resiko terkena infeksi. Maka jangan tunda lagi tindakan vaksinasi demi menghindarkan diri dan orang-orang tercinta dari resiko terkena infeksi kanker serviks ini. Salam sehat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Sidebar One